IDBlogportal
|
Profil G+ Profil Facebook Profil twitter profil Youtube rss feed comment feed

Digital Library (Intranet)

Alumni Registration

Download Buku Kurikulum 2013

Tata Tertib MAN 4 Jakarta

E-Learning MAN 4 Jakarta

Penerimaan Siswa Baru MAN 4 Jakarta Tahun 2016



Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) MAN 4 Jakarta Tahun 2016 hari ini (Jum'at 8 April 2016) resmi dibuka. Pada tahun ini PPDB dilaksanakan secara ONLINE.

Kuota PPDB MAN 4 Jakarta :
  • Kuota Peserta Tes : 580 Siswa
  • Kuota Diterima : 288 Siswa (9 Kelas)
  • Kuota Jurusan
    - IPA : 128 siswa (4 kelas)
    - IPS : 96 siswa (3 kelas)
    - Bahasa : 32 siswa (1 kelas)
    - Agama : 32 siswa (1 kelas)
Jadwal PPDB MAN 4 Jakarta :
  • Pendaftaran PPDB online : 8 April s.d 12 Mei 2016
  • Pengumuman peserta jalur prestasi dan jalur asrama  : 2 Mei 2016
  • Pengumuman peserta yang berhak mengikuti tes : 13 Mei 2016
  • Cetak kartu tes : 13 s.d 15 Mei 2016
  • Tes Potensi Akademik (TPA) : 16 s.d 18 Mei 2016 (7.30-12.00 WIB)
    Materi Tes :
    Umum:
    - Bahasa Indonesia,
    - Bahasa Inggris,
    - Matematika,
    - Pengetahuan Agama Islam.
    Khusus:
    - Peminatan IPA: Fisika dan Biologi
    - Peminatan IPS: Ekonomi, Sejarah, dan Geografi
    - Peminatan Bahasa: Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
    - Peminatan Keagamaan: Bahasa Arab
  • Tes Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ), ibadah dan wawancara : 16 s.d 18 Mei 2016 (09.30 s.d Selesai)
  • Tes Tahfidzul Qur’an khusus untuk calon siswa asrama : 16 s.d 18 Mei 2016 (09.30 s.d Selesai)
  • Pengumuman tahap akhir : 21 Mei 2016
  • Daftar ulang dan verifikasi dokumen PPDB : 23 s.d 25 Mei 2016 (08.00-15.00 WIB)
  • Daftar ulang cadangan (apabila ada yang mengundurkan diri) : 26 Mei 2016 (08.00-15.00 WIB)
  • Test Bakat Skolastik (Setelah dinyatakan lulus tahap akhir) : 28 Mei 2016 (08.00-12.00 WIB)
  • Hari pertama masuk madrasah : 18 Juli 2016
  • Pengarahan Matsama/MOPD : 18 Juli 2016
  • Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (Matsama)/MOPD : 19 s.d. 21 Juli 2016

Untuk mendaftar silahkan klik disini
(setelah itu klik Daftar)

Penting !!!  Siapkan data berikut ini sebelum mendaftar:

  1. Email Aktif

  2. Password

  3. NIK Calon Siswa (ada di Kartu Keluarga)

  4. Nilai Raport SMP/MTs Semester 1 s.d 5

  5. Softcopy Foto (Background Merah)

  6. Data Lengkap Pribadi dan Orang Tua

  7. Scan Sertifikat/Piagam Prestasi (Khusus Jalur Prestasi)

Petunjuk Teknis (Juknis) :

Langkah-Langkah Pendaftaran :

Petunjuk Pelaksanaan UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015


  • Ujian Nasional Perbaikan merupakan pilihan (tidak wajib) bagi peserta UN tahun 2015 yang telah lulus dari satuan pendidikan pada jenjang SMA/MA/ SMAK/SMTK, SMK/MAK, dan Program Paket C yang memiliki nilai kurang dari atau sama dengan 55 (lima puluh lima) pada mata ujian tertentu.
  • Ujian Nasional Perbaikan dilaksanakan dalam bentuk ujian berbasis komputer/Computer Based Test (CBT).
  • Soal UNP mengacu pada kisi-kisi UN 2015.
  • Hasil UNP dilaporkan dalam bentuk SHUN yang memuat nilai mata ujian yang ditempuh pada UNP dan ditandatangani oleh Ketua Pelaksana UNP yang ditetapkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemdikbud.
  • Ujian Nasional Perbaikan diselenggarakan pada tanggal 22 Februari sampai dengan 5 Maret 2016.
  • Calon peserta mendaftar secara daring (online) di website dengan alamat http://unp.kemdikbud.go.id
Untuk melihat secara lengkap jadwal pelaksanaan, mekanisme dan persyaratan mengikuti UN Perbaikan Lihat Disini

Siswa MAN 4 Pemenang Lomba Essay Diundang Kedubes AS Makan Siang


Madrasah binaan Kementerian Agama kembali mengukir prestasi. Empat siswanya berhasil memenangi lomba  penulisan esai dengan tema Masalah Lingkungan Hidup, Sosial dan Budaya yang diselenggarakan Kedutaan Besar Amerika dan Yayasan Penerbit Lentera. Seleksi Perlombaan ini dimulai pada 4 Agustus hingga 25 Agustus 2015. 

Guru MAN 4 Jakarta, Eva Zahrawati menjelaskan bahwa ada sembilan siswa yang esainya menjadi pemenang dan mendapatkan sertifikat. Empat di antaranya adalah siswa madrasah, tepatnya tiga dari  MAN 4 Jakarta dan satu dari MAN IC Serpong. Penghargaaan ini disampaikan kepada masing-masing siswa oleh Atase Pers Kedubes AS John Johnson  dalam kesempatan jamuan makan siang di Jakarta, Senin (31/08) lalu. 

Adapun keempat siswa madrasah yang berhasil memenangi lomba penulisan esai tersebut adalah  Munawar Aidil (Mengatasi Kecemburuan Sosial antara Gojek dan Tukang Ojek Pengkolan), Putri Suryani (Rusaknya Hutan dan Permasalahan yang Menggunung), Kevina Florensia (Kota Bersih dengan Pemain Basket Amatir). Ketiganya adalah siswa  MAN 4 Jakarta. Sedangkan satu siswa lainnya adalah   Hanif Saifurrahman (Obstructing the Hollow Poverty) dari MAN Insan Cendikia. 

“Senin 31 Agustus 2015 lalu, kita diundang makan siang bersama atase Pers Kedubes AS. Di tengah makan, John memberikan saran bahwa anak-anak tidak hanya menulis untuk menjadi buku tetapi tulislah di media sosial juga,” ungkap Lisnur Azizah, guru pengampu mapel Bahasa Indonesia dan pembina OSIS MAN 4 Jakarta.

Selain itu, Lisnur juga mengatakan bahwa beberapa juri mengakui bahwa tulisan anak-anak madrasah bagus. Mereka memiliki bakat. Tulisan-tulisan mereka memberikan solusi dari sudut pandang pelajar namun tepat pada sasaran. (kemenag.go.id)

Siswi MAN 4 Jakarta Tampil Membawakan Misi Budaya di 3 Negara



Sanggar tari Trinero mendapatkan undangan untuk tampil membawakan misi budaya di tiga negara, yakni Spanyol, Perancis dan Inggris. Kegiatan tersebut berlangsung 26 Agustus sampai 8 September 2015. Kegiatan tersebut diikuti oleh 10 negara, antara lain Spanyol, Inggris, Perancis, dan Indonesia.

Tim Sanggar Tari Trinero mengirimkan 15 orang penari. Mereka semuanya pelajar sekolah menengah atas (SMA) dan sederjat dari berbagai sekolah di Jakarta. Selama berada di tiga negara tersebut, Sanggar Trinero yang berkantor di Jakarta, menampilkan tiga tarian, yakni tari Saman (Aceh), dan tari Minang, serta tari Kalimantan.

Salah satu penari tersebut adalah Bunga Zakia, yang saat ini bersekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Orang tua Bunga Zakia, yakni Afrizal Sinaro, merasa berbahagia anaknya masuk dalam tim penari yang ikut diundang ke tiga negara tersebut.

“Karena  ini adalah misi budaya yang mewakili Indonesia, dan hadir di event internasional yang sangat bergengsi,” kata Afrizal Sinaro kepada Republika, Senin (31/8).

Afrizal menambahkan, ada beberapa manfaat yang akan didapatkan oleh para penari yang dikirim ke tiga negara tersebut. “Di samping mendapatkan pengalaman tampil di luar negeri, tentunya ini adalah suatu pengalaman yang luar biasa, bagaimana mereka bisa menghargai budaya bangsanya sendiri,” ujar Afrizal.

Selain itu, tentu dengan hadirnya mereka di beberapa negara tersebut, akan menambah wawasan. “Anak saya di MAN 4 Jakarta jurusan Bahasa. Dia ingin mempraktikkan ilmu dan kemampuan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, di luar negeri,” tutur Afrizal yang ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Jakarta.

Di samping itu, kata Afrizal, dengan tampilnya mereka di event internasional tersebut, dapat menjadi insprasi bagi para siswa yang lain atau adik kelas di masing-masing sekolah untuk juga berbagai prestasi sesuai dengan bakat dan minat masing-masing.

“Apalagi kalau itu bisa menjadi kebanggaan bagi keluarga, sekolah, bangsa dan negara,” papar Afrizal Sinaro yang ketua umum Yayasan Perguruan Al-Iman Citayam, Bogor, Jawa Barat. (republika.co.id)

Siswa-Siswi MAN 4 Jakarta Mendapat Penghargaan dari Kedubes AS


Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta memberikan penghargaan kepada sembilan siswa dan siswi dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sembilan siswa yang mendapat penghargaan itu telah mengikuti lomba penulisan esai bertema tentang masalah lingkungan hidup, sosial dan budaya.

Atase Pers Kedubes AS John Johnson menyerahkan penghargaan tersebut masing-masing kepada tiga siswa dari MAN 4 Jakarta, MAN Insan Cendikia Serpong, Tangerang, dan SMA Smart Ekselensia Parung, Bogor dalam jamuan makan siang di Jakarta, Senin (31/8). Para pemenang penulisan esai tersebut ialah Munawar Aidil dengan judul 'Mengatasi Kecemburuan Sosial antara Gojek dan Tukang Ojek Pengkolan', Putri Suryani (Rusaknya Hutan dan Permasalahan yang Menggunung) dan Kevina Florensia (Kota Bersih dengan Pemain Basket Amatir) dari MAN 4 Jakarta, Belinda Azzahra (Disiplin adalah Pedangnmu, Emosi adalah Lawanmu).

Kemudian, Qotrunnada Hamparan Melati (Menjadi Agen Perubahan melalui 'Agent of Change T-Shirt') dan Hanif Saifurrahman (Obstructing the Hollow Poverty) dari MAN Insan Cendikia, serta Insan Maulana (Kurangi Polusi, Selamatkan Bumi), M. Zikrur Rahman (Gedung dari Sampah) dan Wildan Khoirul Anam (Cara Menghentikan Peredaran Narkoba) dari SMA Smart Ekselensia.

Panitia menerima dan menyeleksi lebih dari 100 tulisan esai dari para siswa yang bersekolah di MAN dan SMA tersebut. "Kami melihat para siswa dari tiga sekolah tersebut antusias untuk mengikuti lomba dan mereka cerdas mengungkapkan pandangannya dalam bentuk esai," kata Johnson yang disertai beberapa diplomat dan staf Kedubes AS.

Hadir dalam penyerahan penghargaan tersebut Direktur Lentera Foundation Dr Arisman, Ketua Umum Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) Mohammad Anthoni dan kepala/wakil kepala sekolah dari tiga sekolah itu.

Lebih jauh Johnson mengatakan Kedubes AS ingin memperkuat hubungan dengan sekolah-sekolah, para guru dan siswa antara lain melalui lomba tersebut yang dibuka beberapa waktu lalu khusus untuk tiga sekolah tersebut.

"Sebelumnya kami telah bekerja sama dengan Lentera Foundation dan PJMI menyelenggarakan pelatihan dan lokakarya tentang jurnalistik dan media baru masing-masing untuk 30-40 siswa MAN 4, MAN Insan Cendikia dan SMA Smart Ekselensia," kata dia.

Menurut Johnson, Kedubes AS memperoleh pengertian yang meningkat dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan tersebut. "Para siswa pun mendapatkan pengetahuan umum tentang Amerika Serikat khususnya di bidang pendidikan dan kebudayaan," kata Johnson.

Dikatakan, Kedubes AS akan turut berpartispasi lagi dalam pelatihan dan lokakarya yang diadakan Lentera Foundation dan PJMI di Solo, Semarang dan Yogyakarta pada pertengahan September. Johnson menyatakan pihaknya akan mengutus beberapa diplomat AS untuk bertatap muka dan berdialog dengan para siswa dari pesantren. Artinya, para diplomat akan mengetahui kebudayaan di luar Jakarta dan mengundang para siswa atau guru dari luar Jakarta untuk mengikuti acara-acara yang diselenggarakan oleh Kedubes AS.

"Sejauh ini kami banyak bekerja di ibu kota Jakarta," katanya.

Kepala Sekolah SMA Smart Ekselensia July Siswanto mengatakan  pihaknya merasa memperoleh tambahan pengetahuan, wawasan dan mitra dengan mengikuti kegiatan-kegiatan seperti yang diadakan oleh Kedubes AS dan organisasi-organisasi yang menghubungkannya. "Dalam kaitan ini kami memperoleh pengetahuan tentang Amerika dan ke depan kami ingin bekerja sama untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya aplikatif," kata July.

Keikutsertaan para siswanya dalam lomba penulisan esai, misalnya, merupakan pembelajaran. "Dan mereka dapat menuangkan buah pikirannya dalam bentuk tulisan sesuai kaidah-kaidah bahasa Indonesia atau bahasa lain," tambah July. (republika.co.id)

Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid Kunjungi MAN 4 Jakarta



HNW Serap Aspirasi di MAN 4 Jakarta
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengadakan serap aspirasi dengan para perwakilan sekolah madrasah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (13/8). Selain dihadiri perwakilan madrasah negeri se-DKI Jakarta, serap aspirasi juga diikuti perwakilan Kementerian Agama Jakarta serta para siswa dan siswi MAN 4 yang baru memenangkan medali emas dan perak dalam kompetisi science madrasah tingkat nasional.
Pada pertemuan tersebut, Kepala Sekolah MAN 4 Jakarta Nurlaelah menyampaikan aspirasi secara umum. Satu hal yang paling krusial adalah soal tunjangan kesejahteraan untuk guru madrasah khususnya di DKI Jakarta. Saat ini guru madrasah hanya mendapat tunjangan Kesra sebesar Rp 1 juta per bulan. ’’Tunjangan itu sangat berbeda dengan guru sekolah negeri di Jakarta yang mendapat tunjangan Kesra sebesar Rp 4 - 5 juta sebulan. Bahkan akan dinaikkan menjadi Rp 8 - 9 juta sebulan,’’ katanya.
Menurut Nurlaelah, perbedaan tunjangan Kesra antara guru madrasah dan negeri itu sangat mencolok. Apalagi, baru 52 persen guru madrasah yang mendapat tunjangan Kesra. ‘’’Kami berharap kenaikan tunjangan Kesra untuk guru madrasah di DKI Jakarta bisa diperjuangkan. Madrasah seolah dianaktirikan,’’ ujarnya.
Aspirasi itu mendapat dukungan dari wakil Persatuan Guru Madrasah DKI Jakarta yang hadir dalam pertemuan itu. ’’Baru 3000 guru yang mendapat tunjangan Kesra dari jumlah puluhan ribu guru madrasah. Kami hanya bisa mengelus dada,’’ tambah perwakilan Persatuan Guru Madrasah DKI Jakarta.
Aspirasi lain yang disampaikan adalah soal BOS untuk madrasah.‘’’Seharusnya BOS untuk madrasah lebih besar dari sekolah negeri. Karena kami ada lima pelajaran agama, biaya bukunya lebih besar,’’ kata Nurlaelah.
Selain dua masalah terkait dana, aspirasi lain yang disampaikan terkait sarana prasarana, dan kesamaan kesempatan untuk siswa madrasah mengikuti Olimpiade Science Nasional (OSN). Selama ini, siswa sekolah madrasah tidak diikutsertakan dalam OSN.
Menanggapi aspirasi dari perwakilan sekolah madrasah itu, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengakui adanya ketidakadilan anggaran untuk sekolah umum dan agama. ’’Kami hanya menyerap aspirasi. Kewenangan kami berbeda dengan eksekutif. Tapi kami bisa memperjuangkan dalam hal regulasi dan anggaran. Memang anggaran sekolah umum dan agama tidak wajar,’’ papar Hidayat.
Hidayat menambahkan, sudah beberapa kali membicarakan persoalan anggaran ini dengan menteri terkait.‘’’Sebab ini akan menjadi payung besar. Kalau ketidakadilan anggaran ini bisa diselesaikan, maka permasalahan sekolah madrasah bisa selesai juga,’’ kata anggota Komisi VIII DPR itu.
Berkaitan dengan kenaikan tunjangan Kesra untuk guru madrasah, Hidayat akan menyampaikan kepada DPRD DKI Jakarta. Hidayat juga membuka diri bagi para guru yang ingin menyampaikan aspirasi langsung ke gedung parlemen.
(Sumber : jawapos.com)


MPR: Diskriminasi Anggaran Pendidikan harus Distop
Undang-undang pendidikan nasional tidak membedakan antara sekolah umum dan sekolah agama. Karenanya semestinya tidak ada diskriminasi anggaran untuk pendidikan umum dan agama.
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hidayat Nur Wahid mengatakan hal tersebut saat berdialog dengan para kepala sekolah dan pimpinan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) se-DKI Jakarta di MAN 4, Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Kamis (13/8/2015).
"Diskriminasi anggaran pendidikan harus dihentikan," katanya. 
Pada kegiatan tersebut, Hidayat banyak menerima keluhan dan masukan dari pimpinan MAN terkait perbedaan perlakuan antara sekolah umum dengan sekolah agama. Salah satunya adalah dalam hal Tunjangan Kinerja Daerah (TKD).
Menurut Kepala Sekolah MAN 4, Nurlaelah bahwa para guru sekolah umum di DKI Jakarta mendapat TKD sebesar Rp 4 juta bahkan akan dinaikan menjadi Rp 9 juta. Namun, untuk guru sekolah agama hanya mendapat Rp 1 juta dan belum ada janji akan ada kenaikan.
"Padahal secara kualitas sekolah agama tidak kalah dengan sekolah umum," katanya.
Sementara menanggapi hal itu, Hidayat menyarankan agar para guru agama mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung (MA) agar mencabut peraturan yang diskriminatif terkait dengan sekolah agama.
"Undang-undangnya jelas tidak ada perbedaan antara sekolah agama dengan sekolah umum. Kalau ada peraturan yang terkesan diskriminatif bisa diajukan gugatan ke Mahkamah Agung agar aturan tersebut dicabut," ujarnya. 
Hidayat juga menyampaikan, Komisi VIII DPR RI tengah berupaya membuat undang-undang yang akan menjadi payung hukum bagi pelaksanaan pendidikan agama di tanah air, termasuk politik anggaran untuk sekolah agama.
Ia meyebutkan, adalah tidak adil jika anggaran untuk satu universitas negeri seperti Universitas Indonesia (UI) sama dengan anggaran untuk 14 Universitas Islam Negeri (UIN).
"Kita harapkan undang-undang ini cepat selesai sehingga diskriminasi dalam bidang pendidikan tidak ada lagi," tandasnya.
(Sumber : inilah.com)


HIDAYAT: DISKRIMINASI ANGGARAN PENDIDIKAN HARUS DIHENTIKAN
Undang-undang pendidikan nasional tidak membedakan antara sekolah umum dan sekolah agama. Karenanya semestinya tidak ada diskriminasi anggaran untuk pendidikan umum dan agama.
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Hidayat Nur Wahid menyatakan hal tersebut saat berdialog dengan para kepala sekolah dan pimpinan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) se-DKI Jakarta di MAN 4, Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Kamis (13/8/2015).
"Diskriminasi anggaran pendidikan harus dihentikan," katanya.   
Pada dialog yang diselenggarakan dalam rangka kunjungan kerja untuk serap aspirasi sebagai anggota Komisi VIII DPR RI itu, Hidayat banyak menerima keluhan dan masukan dari pimpinan MAN terkait perbedaan perlakuan antara sekolah umum dengan sekolah agama. Salah satunya adalah dalam hal Tunjangan Kinerja Daerah (TKD).
Menurut Kepala Sekolah MAN 4, Nurlaelah, para guru sekolah umum di DKI Jakarta mendapat TKD sebesar Rp 4 juta, bahkan akan dinaikan menjadi Rp 9 juta. Namun untuk guru sekolah agama hanya mendapat Rp 1 juta. Dan belum ada janji akan ada kenaikan.
"Padahal secara kualitas sekolah agama tidak kalah dengan sekolah umum," katanya.
Kemudian jam mengajar guru di sekolah agama juga lebih panjang dibanding guru sekolah umum. Satu jam pelajaran di sekolah agama itu 55 menit, bukan 45 menit seperti di sekolah umum. Karena dalam sepekan jam belajar di sekolah agama adalah 52 jam.
"Wajar jika guru sekolah agama menuntut perlakuan yang sama dengan guru sekolah umum, karena jam mengajarnya lebih banyak ketimbang guru sekolah umum," terang Nurlaelah.
Menanggapi hal itu, Hidayat menyarankan agar para guru agama mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung (MA) agar mencabut peraturan yang diskriminatif terkait dengan sekolah agama.
"Undang-undangnya jelas tidak ada perbedaan antara sekolah agama dengan sekolah umum. Kalau ada peraturan yang terkesan diskriminatif bisa diajukan gugatan ke Mahkamah Agung agar aturan tersebut dicabut," terangnya.  
Hidayat juga menyampaikan, Komisi VIII DPR RI tengah berupaya membuat undang-undang yang akan menjadi payung hukum bagi pelaksanaan  pendidikan agama di tanah air, termasuk politik anggaran untuk sekolah agama. Ia meyebutkan, adalah tidak adil jika anggaran untuk satu universitas negeri seperti Universitas Indonesia (UI) sama dengan anggaran untuk 14 Universitas Islam Negeri (UIN).
"Kita harapkan undang-undang ini cepat selesai sehingga diskriminasi dalam bidang pendidikan tidak ada lagi," terang Hidayat.
(Sumber : wartaekonomi.co.id)


Hidayat Nur Wahid: Perbedaan Anggaran Sekolah Umum dan Madrasah tak Wajar
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengakui, ada ketidakadilan dalam penyediaan anggaran untuk sekolah umum dan agama. Terutama tunjangan kesra untuk guru -guru madrasah yang bahkan, sebagian besar dari jumlah guru tersebut belum menerima tunjangan.
Hidayat mengatakan, MPR hanya menyerap aspirasi masing -masing  madrasah itu. Karena, kewenangan MPR berbeda dengan eksekutif. ''Tapi kami bisa memperjuangkan dalam hal regulasi dan anggaran. Memang anggaran sekolah umum dan agama tidak wajar," kata Hidayat, di Jakarta, Kamis (13/8). 
Hidayat menambahkan, dirinyasudah beberapa kali membicarakan persoalan anggaran ini dengan menteri terkait. Sebab, kata dia,  ini akan menjadi payung besar, dalam meningkatkan pos anggaran untuk sekolah madrasah. ''Kalau ketidakadilan anggaran ini bisa diselesaikan, maka permasalahan sekolah madrasah bisa selesai juga," ujar anggota Komisi VIII DPR itu.
Berkaitan dengan kenaikan tunjangan Kesra untuk guru madrasah, Hidayat akan menyampaikan kepada DPRD DKI Jakarta. Dia juga membuka diri bagi para guru yang ingin menyampaikan aspirasi langsung ke gedung parlemen.
Hidayat  mengadakan kegiatan serap aspirasi dengan para perwakilan sekolah madrasah baik madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah, dan aliyah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis 13 Agustus 2015.
Selain dihadiri perwakilan madrasah negeri se-DKI Jakarta, serap aspirasi juga dikuti perwakilan Kementerian Agama Jakarta, serta para siswa dan siswi MAN 4 yang baru memenangkan medali emas dan perak dalam kompetisi science madrasah tingkat nasional.
Dalam pertemuan itu, Kepala Sekolah MAN 4 Jakarta Nurlaelah menyampaikan aspirasi secara umum. Satu hal yang paling krusial adalah soal tunjangan kesejahteraan untuk guru madrasah khususnya di DKI Jakarta. Saat ini guru madrasah hanya mendapat tunjangan Kesra sebesar Rp 1 juta per bulan.
"Tunjangan itu sangat berbeda dengan guru sekolah negeri di Jakarta yang mendapat tunjangan Kesra sebesar Rp 4 - 5 juta sebulan. Bahkan akan dinaikkan menjadi Rp 8 - 9 juta sebulan," katanya.
Menurut Nurlaelah, perbedaan tunjangan Kesra antara guru madrasah dan negeri itu sangat mencolok. Apalagi baru 52% guru madrasah yang mendapat tunjangan Kesra, sementara 47 persen guru madrasah yang belum mendapat tunjangan Kesra. "Kami berharap kenaikan tunjangan Kesra  untuk guru madrasah di DKI Jakarta bisa diperjuangkan. Madrasah seolah dianaktirikan," kata Nurlaelah.
Aspirasi itu juga mendapat dukungan dari wakil Persatuan Guru Madrasah DKI Jakarta yang hadir dalam pertemuan itu. Baru 3000 guru yang mendapat tunjangan Kesra dari jumlah puluhan ribu guru madrasah. ''Kami hanya bisa mengelus dada," tambah perwakilan Persatuan Guru Madrasah DKI Jakarta.
Aspirasi lain yang disampaikan adalah soal BOS untuk madrasah. Seharusnya, BOS untuk madrasah lebih besar dari sekolah negeri. Karena ada lima pelajaran agama, sehingga biaya bukunya lebih besar.
Selain dua masalah terkait dana, aspirasi lain yang disampaikan terkait sarana prasarana, dan kesamaan kesempatan untuk siswa madrasah mengikuti Olimpiade Science Nasional (OSN). ''Selama ini, siswa sekolah madrasah tidak diikutsertakan dalam OSN,'' tambah Nurlaelah.
(Sumber: republika.co.id) 
 

Lokasi MAN 4 Jakarta

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta
Jl Ciputat Raya RT. 005 RW. 08, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12310, Telp. 021-7690283, Fax. 021-7697795, Email : man4jkt@kemenag.go.id